Senin, 16 Januari 2017

It's my VBAC success story

Muhammad Yusuf Patalo
Jum'at, 06 September 2015, Ba'da Ashar.
Muhammad Yusuf Patalo.
Lahir dengan berat 3,5 kg dan panjang 48 cm.
Proses persalinan normal setelah kelahiran pertama secara operasi saecar.
Sungguh kesyukuran tiada terkira kupanjatkan kepada Allah, Zat yang Maha Menolong Hamba-Nya.
Terima kasih tak terhingga untuk dukungan keluarga, Bapak Ibuk tercinta, juga nenek, serta Ayah Haidir Doory yang setia menemani saat persalinan.
(Waduh, jadi kaya ucapan terima kasih yang di skripsi anak S1, hehehe)

Kisah ini ingin kubagikan dan kudedikasikan untuk seluruh bunda yang sedang galau karena akan merencanakan VBAC.

Yaps.... Vaginal Birth After Cesarean.


Seminggu sebelum Yusuf lahir, seperti biasanya, saya melakukan pemeriksaan rutin mengenai kondisi kandungan bersama suami....

Sejak jam 5 sore saya sudah tiba di rumah sakit Hermina, Bogor untuk memeriksa kandungan.....
Sudah lewat maghrib tapi dokterya belum juga tiba, akhirnya adzan isya' pun berkumandang, Alhamdulillah dokternya sudah datang....
Sambil menunggu giliran, saya dan suami sholat isya' di mushola kecil yang ada disana. Sekitar jam 10 an baru saya dipanggil ke ruang periksa..


Saat itu usia kandungan saya sudah 41 minggu, usia kandungan yang sudah cukup tua, terkadang banyak dokter yang menyarankan untuk operasi pada usia tersebut karena memang kondisi air ketuban yang sudah kurang bagus untuk perkembangan janin. Setelah pemeriksaan dokter menyatakan bahwa air ketuban saya sudah tidak bagus, sudah mengalami pengapuran. Selain itu juga kondisi janin tidak bagus karena ukuran lingkar kepala yang lebih besar dari lingkar perut, sepertinya ibunya diet ya. Dan dokter yang juga menangani proses operasi anak pertama saya ini menyarankan saya untuk operasi saecar.



Saya langsung lemes, mendengar kabar yang tidak baik ini, mana belum sempat makan malam dan sudah tidak mood lagi makan malam.


"Baiklah dok, terima kasih" Hanya itu yang terucap sebelum akhirnya saya dan suami keluar ruangan.

Hampir jam 12 tengah malam, kami sampai rumah, Bapak-Ibuk dan Nenek yang telah lama cemas menunggu di rumah langsung menanyakan bagaimana kata dokternya.

"Ya' po jare dokter e?" (Bagaimana kata dokternya?)

Saya ceritakan bahwa kata dokter tersebut saya harus dioperasi lagi karena usia kandungan yang memang sudah tua....

Tapi Bapak dan Ibuk, dan terutama Nenek terus memberikan dukungan dan meyakinkan saya bahwa saya bisa lahiran normal....


Akhirnya keesokan harinya saya memeriksakan kandungan ke Bidan langganan saya, Bidan Yani di daerah Leuwikopo, tidak jauh dari kampus IPB Dramaga.....



Alhamdulillah Bu Bidan menyemangati saya untuk tetap bisa lahiran normal, setelah mengecek kondisi janin yang sehat dan jumlah air ketuban yang insyaAllah masih mencukupi....



04 September 2013

07.00 WIB

Saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, saya merasakan mules seperti mau BAB tapi ketika ke kamar kecil, tak jua keluar..he he he....


Rasa mules ini kadang ada kadang ilang...



Saya curiga kalo sudah pembukaan dan rasa mules tersebut adalah rasa mules karena kontraksi rahim untuk persiapan lahiran bayi....



Hari itu juga saya diantar kedua orangtua untuk periksa ke Bidan Yani... 

Suami berhalangan menemani karena sedang ada proyek di Sumatera Selatan...
Proyek untuk hitung cepat pada proses Pemilukada Ulang daerah SumSel...


Pada saat itu di Provinsi Sumatera Selatan diadakan pemungutan suara ulang sesuai dengan perintah MK bahwa Pemilukada ulang digelar di seluruh tempat pemungutan suara (TPS) wilayah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), OKU Timur, Kota Palembang, dan Prabumulih, serta seluruh TPS di Kecamatan Warkuk Ranau Selatan, Kabupaten OKU Selatan. 


Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Sumsel yang bertarung dalam pilkada dan pemungutan suara ulang, yakni nomor urut satu Eddy Santana Putra-Hj Anisja D Supriyanto, nomor urut dua Iskandar Hasan-Hafisz Tohir, nomor urut tiga Herman Deru-Maphilinda Boer, dan nomor empat Alex Noerdin-Ishak Mekki.

Perintah MK tersebut dilaksanakan KPU Sumsel dengan memggelar pemungutan suara ulang pada 4 September 2013.

Alhasil karena tanggal 4 tersebut ayahnya izzah masih di Palembang maka saya pun merasa sangat sedih karena lahiran anak kedua Sang Ayah tidak bisa menemani.....


Eh...

Ternyata oh ternyata oleh Bu Bidan saya disuruh pulang terlebih dahulu karena masih pembukaan satu...

Harapan agar Sang Ayah dapat menemani kembali terkembang....




Sampai tengah malam ayah belum bisa pulang juga karena masih perhitungan, dan setelah selesai mengejar pesawat terakhir ke Bandara pun gak kekejar, sudah tidak ada penerbangan...



Hiks sedihnya, saat persalinan tidak ditemani suami...


Sepanjang malam saya gelisah merasakan mules yang timbul tenggelam, ditambah kesedihan yang luar biasa karena suami tidak bisa pulang malam itu (mohon maaf kalo lebay mode on :-), namanya juga emak-emak lagi galau pingin ditemani suami dalam momen-momen penting dalam hidup).


Semalaman saya tidak bisa tidur karena deg-degan menunggu mau lahiran dan menunggu suami pulang...

Pagi yang terasa lama sekali akhirnya datang juga, saya kembali periksa ke Bidan Yani sembari menunggu kabar dari suami, apakah bisa kembali ke Bogor pagi ini..



Alhamdulillah, suami bisa pulang dengan pesawat paling pagi....


Sementara itu di ruang pemeriksaan saya masih disuruh pulang lagi karena masih pembukaan tiga....


Sekitar jam 10 an suami sudah tiba di rumah, sungguh senang dan haru biru menyambut kepulangannya...



Akhirnya saya bisa bernafas dengan lega....



Malam itu saya banyak-banyak berdzikir dan berdoa agar diberikan kelancaran dan kemudahan dalam proses lahiran, pun hal yang sama dilakukan oleh suami dan kedua orangtua...



Esok harinya, rasa mules semakin sering dan semakin hebat....

Saya dan suami pergi ke Bidan Yani untuk periksa, dan ternyata sudah pembukaan lima...

Saya sudah tidak boleh pulang lagi, dan sudah disiapkan kamar untuk menginap di sana setelah proses lahiran. Selama menunggu persalinan, saya menghabiskan waktu dengan berjalan santai di sekitar. Tak lupa untuk senatiasa berdzikir, menjaga pikiran dan hati untuk tetap tenang, berpikir positif dan yakin akan dapat melalui proses persalinan dengan lancar. Dukungan dari suami dan juga kedua orangtua menjadi sesuatu yang menguatkan saya...


Alhamdulillah, saya sungguh bersyukur diberikan orang-orang yang begitu menyayangi saya dan memberikan dukungan sepenuh hati, juga doa-doa yang tak kunjung henti...


Menjelang sholat jum'at rasa mules nya sungguh tak tertahankan, tapi dengan dzikir dan ketenangan semua terasa ringan..."uhuk, ini mah pas nulisnya aja udah bisa se-wise ini, pas hari-H nya mah nangis-nangis meringis menahan rasa mules :-)"...


Suami dan Bapak pergi untuk menjalankan sholat Jum'at, saya nitip doa agar diberikan kelancaran saat proses persalinan...


Saat adzan ashar berkumandang sudah berasa nyut-nyutan dan keluar darah segar, rasa seperti pingin BAB sudah tak tertahankan...


Tetapi karena tidak ada orang, saya menunggu saja di kamar inap..Baru setelah suami datang, saya langsung dibawa ke ruang persalinan...



Alhamdulillah selang tak berapa lama di ruang persalinan dan setelah tiga kali mengejan terdengar suara tangisan bayi...


Beribu rasa syukur yang mengharu-biru...Betapa Allah telah menunjukkan Kuasa-Nya, rasa takjub, rasa haru dan bahagia campur aduk menjadi satu...


Alhamdulillah suami selalu menemani di samping saya saat proses pesalinan, memeluk erat dan memberikan dukungan sepenuh hati...


Hal ini menjadi penguat tersendiri bagi saya untuk tetap berjuang, tetap kuat, Alhamdulillah akhirnya proses persalinan yang begitu menguras tenaga berakhir bahagia dengan adanya tangisan sang Bayi...



Bayi yang lucu dan suci...



Bu Bidan menyerahkan Bayi itu ke pelukanku sementara ayahnya mengumandakan adzan di telinga Bayi mungil itu...



Alhamdulillah, Yusuf melalui inisiasi dini yang diketahui mempunyai banyak manfaat untuk perkembangan bayi di masa depan...



Pengalaman VBAC ini merupakan pengalaman yang begitu luar biasa dalam hidup saya yang tak akan bisa saya lalui tanpa pertolongan Allah dan dukungan orang-orang terdekat...



Akhir cerita saya simpulkan beberapa hal yang membuat saya bisa melalui VBAC dengan sukses adalah:


Pertama, afirmasi positif pada diri sendiri bahwa saya yakin dan saya bisa melalui persalinan dengan lancar...


Kedua keyakinan sepenuh hati bahwa Allah akan memberikan pertolongan pada proses persalinan....


Tak lupa dan tak ketinggalan dukungan dari seluruh pihak, baik tenaga medis maupun keluarga terdekat untuk dapat melalui proses persalinan dengan baik. Hal ini berarti bahwa kita harus mencari referensi dokter atau tempat persalinan yang mendukung proses VBAC...



Meskipun demikian, kita tetap harus mempertimbangkan jika terjadi kemungkinan terburuk. Kita harus tetap berkonsultasi dengan pihak dokter atau rumah sakit untuk mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi... 



Semoga sedikit petikan pengalaman hidup saya ini dapat membantu para Bunda yang ingin sukses VBAC..


IBU....
Kau akan tetap menjadi seorang IBU...
Bagaimanapun cara melahirkan yang Kau hadapi tidak akan mengurangi derajatmu sebagai seorang IBU..
Baik melahirkan secara normal ataupun operasi saecar, masing-masing punya risiko...
Diskusikanlah dengan Dokter kepercayaan Bunda, mengenai apa yang terbaik untuk Bunda dan calon bayi yang akan lahir.
Jangan lupa untuk selalu bahagia dan berpikir positif.
SEMANGAT!!!




Jumat, 25 Maret 2011

Kelahiran putri pertamaku...

Saat itu tanggal 9 mei 2010 hari perkiraan lahirnya izzah dari dokter, tapi perut ini tak kunjung merasakan mules juga.....

Hari demi hari kutunggu, terasa lama sekali... Subhanallah hamil tua itu, kalo tidur susah...telentang, dadanya sesak, miring kiri capek, gantian miring kanan, tengkurap, mana mungkin..he..he...^_^....
sampai akhirnya sudah lewat 14 hari, belum merasakan mules juga, berbagai tips supaya mules dijalankan, mulai dari ngepel, sampai jalan keliling ke hutan penelitian IPB di CIFOR, yang jauh dan melelahkan sudah dijalani, tapi tak kunjung mules...

Sampai akhirnya hari minggu 23 mei 2010, aku tak merasakan lagi adanya pergerakan janin di rahinku, padahal biasanya aktif banget...sungguh perasaan ibu mana yang tidak khawatir akan kondisi janin dalam rahimnya.....
24 mei 2010....akhirnya saya dan suami ke RSIA Hermina bogor, tuk kontrol kondisi janin dan ibunya, malam itu perut saya dipasang beberapa alat untuk mendeteksi kondisi jantung janin, apakah masih berdetak atau tidak...
"YaAllah selamatkan janin yang ada dalam rahimku ini"...terus-menerus doa itu kupanjatkan...
Jam 12 malam akhirnya didapat hasilnya, bahwa kondisi janin masih bagus dan bisa dilakukan induksi esok harinya....

Saya belum tahu apa yg dimaksudkan dgn induksi, esok paginya akhirnya ku ketahui hal itu....ada sebuah balon yg dimasukkan ke dalam lubang keluarnya si janin, balon ini semakin lama semakin membesar dan menyebabkan rasa mulas yang teramat sangat dahsyat yang belum pernah saya rasakan sebelumnya, dan juga menyebabkan pendarahan secara paksa......

jam 5 sore sudah, masih pembukaan 5...sejak saat itu, balon diambil, kemudian aku disuntik lagi, hal ini menyebabkan rasa mulas yang lebih hebat, sehingga aku terus terbaring di tempat tidur, ruang persalinan, padahal sebelumnya masih kuat jalan2 dengan suami, supaya mempercepat pembukaan......

Jam 9 malam hari selasa 25 mei 2010....pembukaan 9, kabar yang sangat menggembirakan...
menjelang tengah malam dokter pun menyuruh saya mengejan....
saya mengejan sekuat tenaga, tetapi yang terjadi adalah detak jantung janin saya terdengar sangat lemah, padahal sebelumnya ia kuat......
kegaduhan dan kepanikan segera terjadi di ruangan itu.....
'"gawat janin, siapkan ruang operasi terdekat" suara dr. Gharini itu mengagetkan alam sadarku, Ya Rabb, apa yang Engkau kehendaki dariku, Ya Allah ku mohon selamatkan jiwa janin yang ada dalam kandunganku, tidak apa Engkau mengambil nyawaku, tapi selamatkan ia Ya Tuhanku.....

Belum habis rasa sakit mulas dan perasaan ingin mengejan yang teramat sangat...pungungku langsung dihujani tiga suntikan yang sangat menyakitkan di ruang operasi....sakit sekali, namun beberapa saat kemudian aku tidak merasakan sakit...hanya kudengar beberapa dokter bedah yang membantu dr. Gharini menyuruhku untuk terus berdoa.....


00.55 wib 26 mei 2010...ku dengar tangisan seorang bayi...betapa lega dan bersyukurnya hati ini....
semua rasa sakit itu telah hilang diganti oleh perasaan yang mengharu biru, juga setelah mendengar cerita sang ayah yang menangis saat meng-adzan-i si kecil...

Alhamdulillah telah lahir putri kecil kami saat itu

Nurfaizah az Zakiah....Cahaya Kemenagan yang Mempunyai Kecerdasan...
sebuah doa kami untukmu, duhai putri kecilku.....






Pantaslah Surga itu dibawah telapak kaki ibu....mengingat perjuangannya yang begitu berat...

Wahai sobat, jika saat ini Ibumu masih ada maka berbuatlah yang ma'ruf kepadanya, bersikap santunlah terhadapnya, dan bertuturkata lemah lembutlah terhadapnya..
namun jika kesempatan itu telah tiada sebutlah ia selalu dalam setiap doa-doamu....
agar kelak ketika engkau menjadi seorang ibu, anakmu pun menjadi anak yang berbakti kepadamu...
dan jika engkau sekarang adalah seorang Ibu maka bersyukurlah, karena Allah telah menempatkanmu di tempat yang mulia....